Ketika akun media sosial (medsos) Anda sudah diatur oleh pasangan Anda, secara tidak langsung Anda sudah tidak berdaya. Meski bagi sebagian pasangan menyetujui ini, tapi hal ini tidaklah baik jika Anda masih dalam tarap berpacaran.

Image by
Jerzy Górecki from
Pixabay
Anda sebagai pria tentu memilik privasi sendiri di akun medsos Anda. Saat semua diatur oleh si dia, kekerasan digital sebenarnya sedang terjadi pada Anda, atau biasa disebut dengan
digital dating abuse.
Digital dating abuse merupakan perilaku menyalahgunakan teknologi, mulai dari
e-mail hingga media sosial lainnya. Bagaimana jadinya bukan, ketika Anda diintimidasi secara
online. Tentu Anda tidak terlihat seperti pria
gantle.
Menurut sebuah artikel dari
Journal of Adolescence, teknologi yang sudah berkembang membuat media sosial menjadi salah satu ranah yang kerap dicampuri dalam hubungan.
Memberikan pasangan akses media sosial jadi salah satu hal yang paling sering dilakukan. Hal ini membuat pasangan bisa memantau kegiatan Anda melalui sosial media, seperti Instagram atau Twitter.
Akibatnya, tidak jarang beberapa pasangan mengaku sulit menerapkan aturan dan batasan dalam komunikasi mereka secara
online.
Ciri-Ciri Pasangan Sudah Terlalu Mengatur Akun Medsos Anda
Seperti dilansir dari laman
Love Is Respect, hubungan yang sehat artinya hubungan yang menghormati satu sama lain, baik secara langsung,
online, maupun telepon.
Artinya dalam bersosial media, pasangan juga perlu menghormati hak Anda sebagai individu bebas. Oleh karena itu, Anda perlu tahu kapan Anda mengalami
digital dating abuse.
Ciri
pertama yaitu, membatasi orang yang bisa Anda terima sebagai teman di media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan media lainnya. Kemudian yang
kedua, mengirimkan sebuah pesan negatif, seperti berisi hinaan atau ancaman lewat
e-mail, pesan Facebook, atau pesan daring lainnya.
Selain itu, ciri yang
ketiga adalah mengirimkan pesan gambar yang tidak Anda inginkan dan eksplisit. Kemudian dilanjutkan dengan memaksa untuk mengirimkan pesan berisi foto atau video yang tidak Anda inginkan.
Keempat, memaksa atau bahkan mencuri kata sandi media sosial Anda.
Kelima, sering memeriksa ponsel Anda untuk melihat siapa saja yang bertukar pesan dengan Anda, riwayat panggilan, hingga galeri foto.
Selanjutnya, menuntut untuk segera membalas pesan Anda, sehingga Anda cenderung tidak bisa lepas dari ponsel karena takut ‘dihukum’ oleh pasangan Anda. Dan yang
ketujuh, media sosial adalah ranah pribadi. Jika pasangan mencampurinya, Anda tidak bisa memiliki kebebasan yang seharusnya didapatkan.
Jika Dibiarkan Bisa Berbahaya
Ingat, Anda mempunyai hak privasi yang tidak dapat diganggu gugat. Berada dalam sebuah hubungan tidak mewajibkan Anda untuk memberikan kata sandi suatu media sosial. Anda juga bukan layanan pelanggan yang harus selalu siap siaga 24 jam.
Terlebih lagi, tidak seorang pun boleh meminta hingga memaksa Anda untuk mengirim foto atau video yang tidak ingin Anda lihat atau kirimkan. Jika pasangan Anda sudah sangat sering berperilaku seperti ini dan tidak dapat berhenti, mintalah bantuan terapis.
Sekilas, pasangan yang ikut campur dan suka mengatur media sosial Anda tampak seperti mereka sangat memperhatikan Anda. Namun, sebenarnya hal ini merupakan bentuk pengendalian dalam hubungan yang masuk dalam kategori kekerasan. ***