Makanan laut atau
seafood merupakan jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi pada sejumlah orang. Sama seperti alergi lain, alergi
seafood juga ditandai dengan sejumlah gejala yang muncul pada tubuh.
Photo by Jeremy Stewart on Unsplash
Alergi makanan laut terjadi akibat respon sistem kekebalan tubuh terhadap protein yang terkandung dalam hewan laut tertentu. Melansir dari laman
Mayo Clinic, biasanya hewan laut yang berisiko memicu alergi adalah jenis krustasea dan moluska, seperti udang, kepiting, lobster, cumi-cumi, tiram, dan kerang.
Hal itu juga bisa terjadi lantaran adanya racun atau parasit dalam makanan laut, misalnya saat mengonsumsi udang yang tak segar atau tak dibersihkan kotorannya. Kotoran udang terdapat pada usus yang berbentuk benang hitam pada area punggung. Area itulah yang kerap membuat orang mengalami alergi saat mengonsumsi udang.
Beberapa orang bisa mengalami alergi saat mengonsumsi satu jenis
seafood, bahkan ada yang alergi semua jenis
seafood. Studi menunjukkan, sekitar 1 % populasi diperkirakan mengalami alergi seafood. Alergi ini lebih sering terjadi pada orang berusia remaja dan dewasa.
Walau diagnosis alergi makanan laut hanya bisa ditegakkan oleh dokter melalui pertimbangan klinis dari serangkaian tes, sejumlah reaksi yang terjadi pada tubuh saat mengonsumsi
seafood bisa dijadikan diagnosis dini terhadap kemungkinan alergi seafood.
Sejumlah gejala alergi makanan laut berskala ringan yang muncul pada tubuh antara lain gatal-gatal pada sebagian atau seluruh bagian tubuh, mulut dan tenggorokan terasa gatal atau panas, pembengkakan pada bagian tubuh tertentu, serta reaksi pada usus yang ditandai muntah atau diare.
Seperti dilansir dari
Australian Society of Clinical Immunology and Allergy (ASCIA), reaksi atau gejala alergi
seafood yang parah pada sebagian orang yaitu kesulitan bernapas atau sesak napas, hilang kesadaran atau pingsan, serta tekanan darah menurun sehingga dapat mengancam jiwa.
Guna mencegah alergi ringan, Anda bisa memastikan bahwa makanan laut benar-benar segar saat dikonsumsi untuk mengurangi paparan parasit serta racun. Selain itu, pastikan makanan tersebut dibersihkan dengan benar sebelum dimasak.
Sedangkan orang yang kerap mengalami alergi
seafood parah, disarankan menghindari makanan laut agar gejala alergi tidak muncul. Atau lakukan tes alergi untuk benar-benar tahu jenis
seafood apa saja yang rentan membuat alergi.
Pasalnya, sejumlah
seafood kaya akan kandungan asam lemak omega-3 yang dibutuhkan oleh tubuh. Kalaupun benar-benar tak bisa makan
seafood, dokter akan merekomendasikan suplemen tepat bagi Anda agar dapat memenuhi nutrisi dari makanan laut. [MI]