Anda pasti ingat dengan film layar lebar yang dibintangi Demi Moore berjudul
Striptease. Liuk badan yang menggoda dari seorang wanita dalam tarian
striptease terlihat lugas diperankan. Diawali dengan sang penari menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya sambil sesekali memainkan lirikan mata dan melepaskan satu-persatu pakaian yang dikenakannya hingga terlihat hanya tinggal mengenakan
lingerie berwarna
gold.
Ginger Liu/flickr.com
Tarian
striptease memang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai tarian erotis yang biasanya dipertunjukkan di klub-klub malam. Wanita cantik dan seksi dengan balutan pakaian serba mini, menjadi sajian utama bagi para penonton. Sejarah mengungkapkan, ternyata
tarian striptease sudah akrab dengan dunia hiburan sejak abad 18. Panggung pertunjukan maupun teater di kala itu hampir selalu disajikan hiburan tarian ini yang biasa disebut
Burlesque.
Seorang penari
Burlesque wajib memeiliki
skill menari, menyanyi, dan menghibur pastinya. Dan tak bisa dihindari, akhirnya beberapa dari penari inipun merangkap profesi menjadi wanita panggilan. Pakaian mereka berlawanan dengan standar busana wanita terhormat yang selalu menutupi bagian bawah pinggang dengan rok bergelembung. Para penari
Burlsque ini justru memamerkan lekuk kaki dan paha mereka. Dengan korset yang sengaja dibentuk membuat dada mereka terlihat bentuknya.
Perkembangan tarian
striptease tak hanya ada di dunia Barat belaka, bahkan beberapa kalangan mengklaim bahwa asal muasal tarian ini adalah Timur Tengah, yaitu di jaman Babilonia kuno. Legenda Sumaria menyebutkan keberadaan Dewi Inanna yang turun ke dunia. Dimana terdapat tujuh pintu gerbang untuk mencapai dunia. Di setiap pintu gerbang sang Dewi melepaskan pakian atau perhiasannya satu-persatu.
Sebagian peneliti juga mengungkapkan bahwasannya asal usul
striptease modern berasal dari tarian Ghawazee yang merupakan hasil tiruan orang Perancis dari jajahannya, Afrika Utara dan Mesir. Dalam tarian yang juga dikenal dengan nama tarian lebah ini, seorang penari wanita melepas pakiannya sambil mencari lebah. Selain itu, ada pula Seorang antropolg, Marc L Moskowitz, yang pernah mendokumentasikan adanya sebuah ritual di beberapa daerah di Taiwan, untuk mengenang arwah orang-orang yang sudah meninggal dengan tarian bugil. Ia pun mengabadikannya dalam film dokumenter
Dancing for the Dead: Funeral Strippers in Taiwan.
Tentu saja dengan makin berkembangnya jaman, tarian
striptease juga mengalami beberapa perubahan. Dari pakian yang disesuaikan denga tema-tema pertunjukkan, tak sekadar
lingerie atupun korset. Sampai keberadaan penari
striptease pria penghibur wanita.** MALE INDONESIA